Hidup itu emang allah sediain dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
meskipun gue belum tau apa kelebihan gue sampai saat ini tapi yaa... syukuri
aja semua udah diatur supaya seimbang. Dari
judul dengan bahasa inggris yang buruk banget itu, seenggaknya sampe kan kalo
kali gue mau ceritain sebuah part dalam kehidupan gue yang rasanya hapir gak
hidup karna kesibukan gue bekerja sambil kuliah.
Zaman sekarang kuliah tuh bukan hanya fasilitasnya si kaya dan si pandai
kok, buat kalian atau kamu yang mau berusaha maju lewat pendidikan udah ga
mustahil lagi. Banyak banget universitas (swasta yaa rata-rata) yang nawarin
kelas karyawan. Meskipun prestasinya nanti ga sebagus temen-temen yang pandai
dan punya orang tua berkecukupan yang kuliah di universitas negeri atau swasta
ternama diluar sana, namanya rezeki siapa yang tahu kita manusia cuma bisa
berusaha. Ujungnya nanti ada gelar yang sama kok.
Di semester awal, gue punya kehidupan yang surga banget buat remaja seumuran gue. Meskipun cuma bisa kuliah di
universitas swasta berakreditasi rendah, banyak mimpi yang gue gantungin selama
empat tahun sampe lulus dalam angan-angan dimasa itu. Semua berjalan mulus
selama dua semester layaknya mahasiswa si ftv.
Allah menguji gue setelah kehidupan bahagia gue itu. Masalah dari
keluarga gue buat gue selalu gerah berada dirumah, bukan karena ac mati tapi
dari orang tua gue. Gue pikir keduanya bakalan bahagia sampai maut memisahkan,
tapi yah itu... ah sudahlah. Hampir setiap anak broken home bakalan cari
pelampiasan, karna gue bukan berasal dari keluarga mapan dan ditanamkan agama dengan benar. Jadi pelampiasannya
adalah bekerja.
Ga ada yang luar biasa emang kalo Cuma di bayangin, tapi coba kalian
rasain. Status gue saat itu adalah mahasiswa reguler dengan 22 sks, dan seorang
staff di salah satu restaurat yang harus bekerja delapan jam sehari. Belum lagi
jarak, rumah di kalisari, kampus di tanjung barat dan kerjanya di Harmoni. Dengan
mengandalkan transportasi transjakarta, kalo diitung-itung bisa 5jam sehari
dari rumah ke kampus terus ketempat kerja dan kembali lagi kerumah. Dan itulah
yang di sebut tua dijalan. Belum lagi capeknya kerja direstaurant yang
costumernya bisa membludak, dan tugas kuliah yang kian hari makin numpuk karna
ga sempet dikerjain. Harapan gue saat itu waktu itu bisa lebih dari dua puluh
empat jam, dan sukses membuat gue lupa akan masalah dirumah bahkan lupa dengan hidup gue sendiri.
Tapi tenang ga seburuk itu ko, saat kamu dalam keadaan sulit kamu akan
tahu siapa orang yang benar-benar baik yang dikirimin Allah. Bakalan ada
kebahagiaan yang amat sangat dibalik setiap derita kamu.
"Maka yang mana satu di antara nikmat-nikmat Tuhan kamu, yang kamu hendak dustakan (wahai umat manusia dan jin)?" (surah ar-Rahman : ayat 13)