Hai hai! Selepas informasi pengalaman
recruitment yang gue dapetin dari blog-blog sebelah, rasa-rasanya mubazir kalo
pengalaman gue recruitment hari ini gak gue ceritakan disini. Ini adalah
pengalaman ke dua gue ngalamar di bank selepas gue lulus sidang. Setelah sebelumnya
gue coba buat ngelamar di Bank mandiri
sebagai frontliner (interview 2 hari lalu dan belum mendapat kabar kelanjutan)
hari ini gue ngelamar di salah satu bank bumn juga yaitu BT* sebagai sekretaris.
Sebelumnya gue mendapatkan informasi
lowongan pekerjaan ini dari website resmi bank tersebut. Setelah melihat beberapa persyaratan yang ditentukan,
rasa-rasanya kualifikasi gue memenuhi untuk posisi tersebut. Meskipun gue
terlahir (lulus dari kampus maksudnya) sebagai sarjana pendidikan dengan
jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, kualifikasi sebagai sekertaris
masih nempel lah ya dengan pekerjaan tersebut (menurut gue aja xp). Secara gue
juga pernah dapet mata kuliah korespondensi, yang tentunya berkaitan dengan
salah satu tugas sekretaris. Walaaa tanpa piker-pikir lagi, akhirnya gue gali
semua informasi mengenai bank tersebut dan hal-hal yang berhubungan dengan
pekerjaan sekretaris sebagai bekal gue dalam recruitment.
Ntah darimana asalnya, feeling gue
sebelumnya udah gak enak dari malam sebelumnya. Namun rasanya mubazir kalo
ngelewatin kesempatan tersebut, karna tugas kita sebagai manusia yaa harus
mencoba dan berusaha yakan?
Berbekal uang lima puluh ribu dan
dengan diantar supir pribadi mengendarai motor (sebut saja gojek) tanpa sempat
sarapan gue akhirnya tiba dilokasi, tepatnya di salah saru sudut wilayah tanah
abang, gak jauh-jauh dari thamrin city. Kurang lebih pukul delapan pagi, kala
itu puluhan wanita-wanita yang tentunya cantik-cantik sudah memenuhi halaman
gedung tersebut lengkap dengan pakaian hitam-putih yang serupa dengan gue. Saat
itu gue datang dengan blazer putih andalan gue, rok hitam dan heels putih dengan
renda coklat satu-satunya yang gue punya hahahaha.
Gue sangat merasa nyaman, cantik dan
percaya diri awalnya, namun semua jadi luntur karna semenjak gue datang sampai
kira-kira pukul setengah 11 gue dan ratusan wanita lainnya yang datang disana
punya nasib yang gak jelas (beberapa yang ada yang menunggu hingga pukul 12
dihalaman). Sekitar dua setengah jam yaa kurang lebih, kita antre berada di
depan gedung tersebut beratap langit dan berlampukan cahaya matahari pagi. Syahduuu
yaa bahasa gue… padahal mah gerah, lemes, lapar, letih, lesu, lunglai berasa
lagi upacara. Pintu gedung sempet ditutup karna emang sarana gedung gak memadai
untuk menampung kita para jobseekers yang cantik ini.
Selama di luar gedung gue berdiri mengikuti
barisan, sampe gue duduk selonjoran di pinggiran jalan karna emang gak kuat
lagi berdiri menggunakan heels 7cm. Keringetan pasti, kucel apalagi, mana bau
kambing (H-5 idul adha). Akhirnya gue berhasil masuk kedalam gedung pun karna
gue sepik gitu minta ke toilet. Tapi bukan maksud mau curang yaa, emang gue
nyari kejelasan nasib gue aja dari pada ngemper panas di jalanan.
Setelah berhasil masuk dalam gedung,
gue berbaris kembali untuk ngukur tinggi badan dan ambil nomor. Perjuangan antre
kitapun berlanjut, berdiri sampe kegencet dan nyeker karna gak kuat lagi pake
heels. Wanita-wanita calon sekertaris itu ganas-ganas, mungkin emang udah
dasarnya wanita mah paling gak suka nunggu yaa. Gue sih sabar aja sampe
akhirnya tinggi gue diukur dan lolos, ketentuannya standar kok minimum 155 cm.
Setelah tahap tersebut, lumayan banyak yang pulang karna kurang tinggi dan ada juga
yang pulang karna udah gak kuat antre.
Lanjut ketahap selanjutnya kita naik
ke atas dan kembali lagi untuk tahap interview. Sekitar setengah jam gue antre,
akhirnya gue dapet giliran interview dengan salah seorang dari empat orang
interviewer.
Baru gue berjabat tangan dengan
interviewer, menyerahkan cv gue, duduk dengan manis dan dalam beberapa detik
kemudian dia bertanya soal ijazah gue. Gue yang saat itu berstatus baru lulus
hanya mempunyai surat keterangan lulus alias SKL. Sang interviewer menjelaskan
bahwa gue harus menyerahkan ijazah asli untuk dapat bergabung menjadi karyawan
tetap pad posisi itu, namun dengan bahasa dan padanan kata yang kurang enak. Gak
bisa gue ceritain dengan detail juga sih rasanya tidak beretika, intinya begitu.
Ohya, sebelumnya gue juga pernah bertemu
dengan mas-mas interviewer tersebut dibawah dan memberikan harapan palsu kalo nanti
dia mau buka pintu disebelah kanan (padahal ngga), sakit men udah antri
capek-capek sampe depan pintu sedikit lagi padahal.
Kecewa? Ya tentu. Tentang penolakan
saat di interview sih sedikit, gue masih bisa memaklumi karna ijazah gue yang
belum keluar. Tapi cara mereka menangani recruitment! Notabenenya perusahaan
besar, kriteria yang tidak spesifik dan informasi yang transparan sudah mampu
meramalkan akan kedatangan joobseekers yang banyak. Jangan sampai fenomena
antri BLT kejadian pada saat recruitment (untungnya Cuma rusuh sedikit). Kalaupun
tidak mau joobseekersnya membludak yaa silahkan cantumkan kriteria yang lebik
spesifik atau melalui seleksi langsung ke universitas ternama. Kita pasti bisa
memaklumi mana pekerjaan yang sesuai dengan kriteria kita, mana yang tidak.
Balik ke cerita recruitment, untuk
peserta yang lolos interview akan masuk ke tahap psikotest. Proses selanjutnya
sih saya lupa, tapi memang seluruh rangkaian recruitment akan selesai pada satu
hari itu saja sampai ke pengambilan foto. Sukses yaa untuk teman-teman yang
lolos menjadi sekretaris. Terimakasih bagi yang mau membaca kisah panjang gue
hari ini yaaa hahaha. See you on top!