Sabtu, 19 September 2015

One Day Recruitment : Sekretaris



Hai hai! Selepas informasi pengalaman recruitment yang gue dapetin dari blog-blog sebelah, rasa-rasanya mubazir kalo pengalaman gue recruitment hari ini gak gue ceritakan disini. Ini adalah pengalaman ke dua gue ngalamar di bank selepas gue lulus sidang. Setelah sebelumnya gue coba buat  ngelamar di Bank mandiri sebagai frontliner (interview 2 hari lalu dan belum mendapat kabar kelanjutan) hari ini gue ngelamar di salah satu bank bumn juga yaitu BT* sebagai sekretaris.

Sebelumnya gue mendapatkan informasi lowongan pekerjaan ini dari website resmi bank tersebut. Setelah melihat  beberapa persyaratan yang ditentukan, rasa-rasanya kualifikasi gue memenuhi untuk posisi tersebut. Meskipun gue terlahir (lulus dari kampus maksudnya) sebagai sarjana pendidikan dengan jurusan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, kualifikasi sebagai sekertaris masih nempel lah ya dengan pekerjaan tersebut (menurut gue aja xp). Secara gue juga pernah dapet mata kuliah korespondensi, yang tentunya berkaitan dengan salah satu tugas sekretaris. Walaaa tanpa piker-pikir lagi, akhirnya gue gali semua informasi mengenai bank tersebut dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan sekretaris sebagai bekal gue dalam recruitment.

Ntah darimana asalnya, feeling gue sebelumnya udah gak enak dari malam sebelumnya. Namun rasanya mubazir kalo ngelewatin kesempatan tersebut, karna tugas kita sebagai manusia yaa harus mencoba dan berusaha yakan?

Berbekal uang lima puluh ribu dan dengan diantar supir pribadi mengendarai motor (sebut saja gojek) tanpa sempat sarapan gue akhirnya tiba dilokasi, tepatnya di salah saru sudut wilayah tanah abang, gak jauh-jauh dari thamrin city. Kurang lebih pukul delapan pagi, kala itu puluhan wanita-wanita yang tentunya cantik-cantik sudah memenuhi halaman gedung tersebut lengkap dengan pakaian hitam-putih yang serupa dengan gue. Saat itu gue datang dengan blazer putih andalan gue, rok hitam dan heels putih dengan renda coklat satu-satunya yang gue punya hahahaha.

Gue sangat merasa nyaman, cantik dan percaya diri awalnya, namun semua jadi luntur karna semenjak gue datang sampai kira-kira pukul setengah 11 gue dan ratusan wanita lainnya yang datang disana punya nasib yang gak jelas (beberapa yang ada yang menunggu hingga pukul 12 dihalaman). Sekitar dua setengah jam yaa kurang lebih, kita antre berada di depan gedung tersebut beratap langit dan berlampukan cahaya matahari pagi. Syahduuu yaa bahasa gue… padahal mah gerah, lemes, lapar, letih, lesu, lunglai berasa lagi upacara. Pintu gedung sempet ditutup karna emang sarana gedung gak memadai untuk menampung kita para jobseekers yang cantik ini.

Selama di luar gedung gue berdiri mengikuti barisan, sampe gue duduk selonjoran di pinggiran jalan karna emang gak kuat lagi berdiri menggunakan heels 7cm. Keringetan pasti, kucel apalagi, mana bau kambing (H-5 idul adha). Akhirnya gue berhasil masuk kedalam gedung pun karna gue sepik gitu minta ke toilet. Tapi bukan maksud mau curang yaa, emang gue nyari kejelasan nasib gue aja dari pada ngemper  panas di jalanan.

Setelah berhasil masuk dalam gedung, gue berbaris kembali untuk ngukur tinggi badan dan ambil nomor. Perjuangan antre kitapun berlanjut, berdiri sampe kegencet dan nyeker karna gak kuat lagi pake heels. Wanita-wanita calon sekertaris itu ganas-ganas, mungkin emang udah dasarnya wanita mah paling gak suka nunggu yaa. Gue sih sabar aja sampe akhirnya tinggi gue diukur dan lolos, ketentuannya standar kok minimum 155 cm. Setelah tahap tersebut, lumayan banyak yang pulang karna kurang tinggi dan ada juga yang pulang karna udah gak kuat antre.

Lanjut ketahap selanjutnya kita naik ke atas dan kembali lagi untuk tahap interview. Sekitar setengah jam gue antre, akhirnya gue dapet giliran interview dengan salah seorang dari empat orang interviewer.

Baru gue berjabat tangan dengan interviewer, menyerahkan cv gue, duduk dengan manis dan dalam beberapa detik kemudian dia bertanya soal ijazah gue. Gue yang saat itu berstatus baru lulus hanya mempunyai surat keterangan lulus alias SKL. Sang interviewer menjelaskan bahwa gue harus menyerahkan ijazah asli untuk dapat bergabung menjadi karyawan tetap pad posisi itu, namun dengan bahasa dan padanan kata yang kurang enak. Gak bisa gue ceritain dengan detail juga sih rasanya tidak beretika, intinya begitu. Ohya,  sebelumnya gue juga pernah bertemu dengan mas-mas interviewer tersebut dibawah dan memberikan harapan palsu kalo nanti dia mau buka pintu disebelah kanan (padahal ngga), sakit men udah antri capek-capek sampe depan pintu sedikit lagi padahal.

Kecewa? Ya tentu. Tentang penolakan saat di interview sih sedikit, gue masih bisa memaklumi karna ijazah gue yang belum keluar. Tapi cara mereka menangani recruitment! Notabenenya perusahaan besar, kriteria yang tidak spesifik dan informasi yang transparan sudah mampu meramalkan akan kedatangan joobseekers yang banyak. Jangan sampai fenomena antri BLT kejadian pada saat recruitment (untungnya Cuma rusuh sedikit). Kalaupun tidak mau joobseekersnya membludak yaa silahkan cantumkan kriteria yang lebik spesifik atau melalui seleksi langsung ke universitas ternama. Kita pasti bisa memaklumi mana pekerjaan yang sesuai dengan kriteria kita, mana yang tidak.


Balik ke cerita recruitment, untuk peserta yang lolos interview akan masuk ke tahap psikotest. Proses selanjutnya sih saya lupa, tapi memang seluruh rangkaian recruitment akan selesai pada satu hari itu saja sampai ke pengambilan foto. Sukses yaa untuk teman-teman yang lolos menjadi sekretaris. Terimakasih bagi yang mau membaca kisah panjang gue hari ini yaaa hahaha. See you on top!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar